Rabu, 04 Januari 2017

Ketika Blogger Humor Marah

Halo para ponakan dan penakan... lama sekali republik gondesabsen dari dunia gelak tawa. Dua bulan blog kesayangan koplakers ini tak bagi bagi cerita dan gambar lucu. Kenapa? Apakah blogger yang suka bikin banyolan absurd tak bermutu ini sudah waras?


Terus terang Om Toni sang blogger, pemilik, penulis sekaligus pembaca tunggal republik gondes lagi marah. Ogah mosting untuk blog koplak ini. Ekspresi kemarahannya bayangin aja seperti gambar meme di atas. Serem banget kan?

Marah sama siapa? Kenapa marah? Apa sekarang masih ngambek? Kalau bisa ngamuknya yang serius om...

Baiklah akan saya jelasin. Maaf kali ini saya mau curhat. Bukan ingin mbanyol. Jadi tolong bacanya yang serius.

Penyebab Kemarahan


1.       Republik Gondes terlalu banyak di copy paste blog lain.

Awalnya saya tak peduli isi banyolan blog ini dicopas banyak orang. Tujuannya memang untuk menghibur. Lagian materinya juga ngawur semua. Saya berpikir hanya orang kurang sehat saja yang mau membaca, apalagi mengcopasnya.

Saya baru menyadari dampak buruk dari blog yang terlalu banyak dicopas saat traffic terus menurun. Bayangin, dari 30-40 ribu page view sekarang tinggal 8-10 ribu page view perhari (berdasar data dari histats). Hal ini disebabkan banyak konten humor yang dulu nongol di halaman pertama pencarian google sekarang menghilang. Padahal 99% pengunjung datang dari google. Ironisnya, blog yang mengcopy paste dari blog ini justru masuk halaman pertama google.

Sebenarnya saya tak ada masalah jika mbah google tak sayang lagi itu karena kualitas blog lain yang sejenis lebih bagus. Saya juga menyadari republik gondes hanyalah blog kampungan yang suka bikin humor aneh.

Tapi kalau isinya sama persis karena ngopas disini lalu peringkatnya lebih tinggi kan itu sama aja dengan saya ngasih contekan ke teman sebangku tapi nilai saya lebih jelek dari teman yang nyontek!

Asal tahu saja. Untuk menulis humor – yang ngawur sekalipun itu butuh ide, pikiran, waktu dan tenaga. Apalagi saya ini termasuk penganut sistem 11 jari kalau ngetik. Untuk menulis satu postingan setidaknya butuh waktu 3 jam. Belum lagi bikin gambar ilustrasinya.

Sedang para copasus, dalam hitungan menit bisa langsung tayang. Apalagi kalau nyolongnya pakai auto post lewat RSS feed. Hmm... super sekali!

Ada beberapa tipe tukang copas. Ada yang mengcopas 100% tanpa diedit sedikitpun. Ada yang mengopas sebagian. Ada yang mengcopas lalu mengganti sedikit kata-katanya. Ada yang mengopas lalu mencampur dengan banyolan dari blog lain dengan keterangan begini: “humor terlucu ini kami rangkum dari berbagai sumber” tapi tak nyebutin sumbernya.

Yang terakhir itu biasanya punya peringkat lebih tinggi dari blog “berbagai sumber” orisinilnya karena isi postingannya lebih panjang dan lengkap. Selain itu entry postingannya lebih banyak karena hasil copas sana sini. Dalam sehari bisa mosting 3 sampai puluhan judul. Sedang blog orisinil paling sehari sekali, 3 hari sekali, seminggu sekali, sebulan sekali bahkan setahun sekali!

Kalau ponakan di posisi saya kira-kira sebel nggak?

2.       Mbah Google Sok Cuek

Saya sempat membuat daftar blog yang mengcopas dari republik gondes karena mudah sekali menemukan blog yang mengcopas blog kita. Ada puluhan blog / website dengan ratusan entry yang dicopas. Belum lagi yang dicopas oleh netizen buat diposting di akun pribadi atau grup sosmed. Ini sungguh mencengangkan. Saya kira hanya saya yang agak sempel karena suka nulis humor tak jelas. Ternyata banyak juga blogger yang lebih gila. Kok mau-maunya ngopas blog gak nyambung kayak gini. Ck... ck... ck...

Kalau saya lapor ke google DMCA supaya blog copas tersebut dibanded dari sistem pencarian, butuh waktu berapa lama? Karena untuk melaporkan blog copas itu harus satu persatu perjudul. Bisa keriting nih tangan melapor ratusan kali. Hhh...!!

Sebagai sampel saya laporkan beberapa blog saja. Respon dari google? Sok Nginggris banget tuh si mbah! Saya diminta menjelaskan secara detail laporan saya dalam bahasa Inggris baru doi mau menginvestigasi. Asem!

Sebagai mesin yang ngaku sok tahu harusnya dia kan tahu mana blog orisinil dan mana yang suka nyulik hasil karya orang lain. Dari tanggal dan jam waktu posting bisa ketahuan mana yang mempublikasikan lebih dulu jika kontennya sama persis.Tanpa diminta harusnya si google kasih peringatan kek... kasih hadiah banded kek... Kasih duit kek... (lha kok nyimut?)

Sikap simbah ini mengingatkan saya jika ngurus surat di kecamatan. Kalau bisa dipersulit, kenapa dibikin mudah?

Menyebalkan!

Cara Meredakan amarah

1.       Berhenti ngurusin Republik Gondes

Karena hati lagi marah, jadi malas ngurusinnya. Biarin aja gembrot!
Bahkan sempat kepikiran untuk menghapusnya dari dunia persilatan

2.       Merenung

Sebulan lamanya saya ogah buka republik gondes. Tapi lama lama kangen juga. Bagaimanapun blog ini punya banyak kenangan. Inilah awal saya kenalan dengan dunia blogger.
Saya lalu merenung....
Merenung...
Merenung...
Merenung...
Meremnung...
Merem....
Sampai ketiduran

3.       Instropeksi Diri

Hasil renungan saya tak sia-sia. Saya mimpi menggigit ular. (apa hubungannya?)
Saya mencoba intropeksi diri. Saya baca postingan repblik gondes dari awal sampai akhir. Ternyata... hampir semua gambarnya copy paste!
Selama ini saya juga seorang copasus rupanya.

Memang benar, insya allah... humor anekdot, naskah stand up comedy dan semua banyolan dalam bentuk teks / tulisan di republik gondes 90% adalah orisinil hasil karya sendiri meskipun ada beberapa kesamaan ide dengan humor di blog lain yang tak disengaja.

Saya baru menyadari bahwa bukan hanya teks yang masuk kategori copy paste. Mengambil gambar atau foto yang bukan hasil jepretan sendiri itu juga termasuk.

Bahkan ketika foto tersebut diedit, ditambahi tulisan kata-kata lucu hasil pemikiran sendiri sebagai meme, tetap saja gambar dasarnya adalah copas. Contohnya adalah meme di atas dan meme meme lainnya.

Mungkin karena itulah serp post blog ini turun di mata google. Ya, positip thinking aja dari pada positip hamil di luar nikah.

Serius nih.... berprasangka buruk itu ternyata menyita banyak energi.  

4.       Minta maaf

Saya hanya manusia biasa yang tak luput dari kekhilafan. (alasan klasik untuk ngeles). Untuk itu saya minta maaf pada semua pihak yang merasa dirugikan. Untuk postingan selanjutnya, saya usahakan untuk tidak copas, kecuali ada ijin dari pemilik gambar foto atau mengambil gambar yang memang disediakan untuk didupilkasi (ada disetelan google penelusuran gambar).

Saya juga minta maaf pada tokoh dan orang yang jadi korban bullyan republik Gondes. Terutama pada pak Jokowi, pak Mario Teguh, H Rhoma Irama dan siapapun yang sering jadi bahan candaan republik Gondes.

Hasil renungan om Toni (saya juga baru menyadari kalau ternyata sudah tua, layak dipanggil om) betapa blog ini begitu kasar kata-katanya. Tak layak untuk bacaan anak kecil.

Ke depannya saya akan lebih sopan dalam bercanda. Doakan saja semoga tak kambuh penyakit asal njeplaknya ya. Semoga fans berat si Gondes tidak protes dengan perubahan ini. Percayalah, masih banyak bahan guyonan yang lebih santun namun tetap lucu.

Saya minta maaf juga pada google karena telah berburuk sangka. Terima kasih karena sudah ngasih tumpangan hosting dan domain gratis. Semoga simbah menyayangi kembali cucunya ini seperti dulu.

Kesimpulan:

Setelah menelaah, menimbang dan memasukkan karung... (emang rongsokan?) akhirnya saya putusnya republik gondes tetap jalan dengan format guyonan yang lebih sopan. Untuk versi komiknya, silahkan kunjungi www.sigondes.comyang resmi dibuka untuk umum pada 1 januari 2017. Webnya masih berantakan sih karena belum sempat berbenah. Dindingnya belum dicat. Disapu aja belum. Silahkan klik gambar di bawah kalau mau berkunjung.


Blog ini boleh dicopas dengan atau tanpa ijin menyertakan link sumbernya. Kalau bisa sih diedit sedikit biar tak sama persis. Untuk gambar meme tak perlu menyertakan link asal caption tulisan republikgondes pada gambar tidak dihapus atau ditutup.

Semoga cerita curhat kemarahan blogger humor ini bisa diambil hikmahnya yaitu: "kalau tak ingin dicopas, jangan memposting apapun di internet. Tulis aja di buku diary yang ada gemboknya". Sekarang saya lebih lega dan tak ngambek kok. Sekali lagi maafkan kesalahan Om Toni selama ini Terutama pada para jomblo karena terlalu sering diketawain. Minal aidin wal faidzin.... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar